Sabtu, 09 Juli 2011

Strauss-Kahn Hadapi Skandal Seks Kedua

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Tristane Banon, wartawan dan novelis Perancis (kiri), dan Dominique Strauss-Kahn, mantan direktur pelaksan Dana Moneter Internasional (IMF)

Paris (News Today) - Peluang Dominique Strauss-Kahn bakal jadi calon presiden Perancis tampaknya sirna setelah seorang novelis, yang menggambarkan dia laksana seekor "simpanse kasmaran", mengatakan akan melancarkan gugatan pidana atas percobaan perkosaan.

Perempuan itu, Tristane Banon, wartawan dan penulis berbakat berusia 32 tahun, akan mengajukan gugatan, Selasa (5/7/2011) ini, terkait tuduhan serangan di sebuah apartemen di Paris tahun 2003. Banon menyatakan, saat itu, Strauss-Khan mencoba melepas kaitan bra dan membuka celana jeansnya. Pengacaranya, David Koubbi, mengatakan, pengaduan tersebut akan muncul di kantor kejaksaan Paris, Rabu.

Pengumuman tersebut datang saat kasus pemerkosaan lain yang dilaporkan seorang pelayan hotel Amerika dengan tersangka mantan direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) itu berujung tidak jelas. Strauss-Khan telah dibebaskan dari tahanan rumah dengan persyaratan jaminan yang ketat oleh pengadilan New York, Jumat, di tengah keraguan atas kredibilitas si korban.

Perkembangan di New York itu semula telah membangkitkan harapan di kalangan para pendukungnya bahwa pria 62 tahun itu akan kembali ke panggung politik Perancis jika dibebaskan di AS, bahkan mungkin mencalonkan diri sebagai presiden Perancis tahun depan dari kubu Sosialis. Namun, perkembangan terakhir itu tampaknya membuat harapan tersebut jadi sangat tidak mungkin. Partai Sosialis kemarin, sebagaimana dilansir media Inggris The Telegraph, mengatakan, gagasan Strauss-Khan mencalonkan diri sebagai presiden merupakan skenario "terlemah" dari semua skenario yang mungkin bagi masa depan politiknya.

Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan kemarin, Banon mengatakan, ia telah memutuskan untuk mengajukan gugatan setelah merasa "sakit" menonton Strauss-Kahn dibebaskan tanpa jaminan minggu lalu dan makan di sebuah restoran di New York. Dia juga menceritakan rincian dugaan percobaan perkosaan itu, yang ia klaim terjadi pada Februari 2003 ketika ia pergi untuk mewawancarai Strauss-Kahn, mantan menteri keuangan Perancis, di sebuah apartemen.

"Ketika saya memasuki flat itu, saya langsung merasa tidak nyaman," katanya kepada majalah L'Express. " (Apertemen) itu hampir kosong, putih, balok kayu kelihatan, ada sebuah mesin pembuat kopi, meja bundar, dengan di sebelah kanan ruangan terdapat sebuah perpustakaan kosong, dan di ujung kanan, ada sebuah kamar tidur dengan sebuah tempat tidur. Kami mulai berbicara, ia menawarkan saya kopi, saya keluarkan Dictaphone (alat perekam) saya, dia ingin kami duduk di sofa, maka saya pegang tangannya untuk menanggapi. Saya ingin pulang. Dia mematikan Dictaphone, menangkap lengan saya. Saya memintanya untuk membiarkan saya pergi, dan saat itulah pertarungan mulai."

Banon sebelumnya telah memberikan sebuah laporan grafis tentang serangan yang dituduhkan itu pada sebuah program televisi tahun 2007, yang saat ini diposting di internet. Ketika itu, ia mengatakan, Strauss-Kahn bertindak seperti seekor "simpanse kasmaran".

Dia mengatakan, dirinya dulunya telah dicegah oleh ibunya untuk mengajukan gugatan. Ibunya seorang anggota dewan regional di Partai Sosialis Strauss-Kahn.

Pengacara Banon mengatakan, pengaduannya itu belum kedaluwarsa karena masih masuk dalam batasan periode 10 tahun untuk sebuah tuduhan percobaan perkosaan diajukan ke pengadilan.

Tak lama setelah penangkapan Strauss-Kahn di New York, Koubbi mengatakan, Banon mempertimbangkan untuk mengajukan gugatan tapi kemudian urung. Kemarin, Koubbi menegaskan, keputusan Banon untuk mengajukan tuntutan sekarang tidak akan merusak kredibilitas kliennya atau membuatnya tampak oportunistik. "Apa yang terjadi di AS tidak terkait dengan kami, saya ulangi. Jika kasus terhadap Strauss-Kahn (di AS) itu tidak ada alias kosong, punya kami tidak. Hal ini sangat nyata dan lengkap. "

Sementara itu, pengacara Strauss-Kahn menanggapi tuduhan terbaru tersebut dengan mengatakan, Strauss-Kahn bermaksud untuk menuntut Banon karena "fitnah", seraya menambahkan bahwa peristiwa-peristiwa yang dituduhkannya itu "khayalan" semata.

Perancis terbelah atas bagaimana harus menerima kemungkinan pembebasan Strauss-Kahn. Sebanyak 42 persen rakyat Perancis berpikir dia punya masa depan politik, demikian menurut sebuah jajak pendapat yang dipublikasikan Le Point, Senin, sementara 51 persen berpikir sebaliknya.

Sekutu Sosialis Strauss-Kahn telah memulai serangan di media yang mengklaim dia telah menjadi korban sebuah agenda. Ada yang menyatakan Strauss-Kahn berada di bawah ancaman Vladimir Putin, perdana menteri Rusia, sesaat sebelum penangkapan. Anggota parlemen Sosialis lainnya mempertanyakan peran keamanann Sofitel Manhattan, seorang mantan polisi senior dengan link ke intelijen Perancis. Mereka bertanya, mengapa manajemen hotel menelepon kantor Presiden Nicolas Sarkozy satu jam setelah kejadian. Kelompok Accor, yang punya Sofitel, membantah keras kecurangan dan mengancam untuk menuntut siapa pun yang menyampaikan fitnah.

Sementara Koubbi bersikeras, tidak ada motif politik dalam agenda gugatan Banon. "Biar saya perjelas bahwa saya tidak dikontak oleh siapa pun dari politisi Kanan, saya tidak bawah perintah siapa pun," katanya.

Kenneth Thompson, pengacara pelayan hotel di New York, memuji keputusan Banon untuk mengajukan gugatan terhadap Strauss-Kahn. "Ya, saya mendukung Tristane Banon," katanya.

Source : kompas

noreply@blogger.com (News Today) 10 Jul, 2011


--
Source: http://www.newsterupdate.com/2011/07/strauss-kahn-hadapi-skandal-seks-kedua.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar