Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Kepala Seksi Perlindungan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Gunungkidul, Neo Emirensiana, mengatakan, salah satu hasil studi banding tersebut di antaranya adalah perlunya menanam pohon talas sebagai makanan kera liar tersebut.
"Kera ekor panjang menyukai daun dan batang pohon talas. Dengan persediaan makanan yang cukup, kera tidak akan turun merusak lahan pertanian, apalagi memasuki pemukiman penduduk," kata Neo kepada Kompas.com, Jumat (5/8/2011).
Lebih lanjut Neo mengatakan, saat ini Dishutbun masih terus mendata populasi kera termasuk menghitung jumlah area yang rusak berikut kerugian yang diderita petani akibat serangan kera tersebut.
Sementara, Kepala Dishutbun Kabupaten Gunungkidul, Anik Indarwati, mengatakan, populasi kera di kawasan perbukitan seribu ini sudah terlalu banyak, dan kera ekor panjang ini bereproduksi dengan cepat, mengikuti deret ukur.
"Saat ini populasinya (kera) sudah mencakup sejumlah kecamatan, di antaranya Kecamatan Tepus, Panggang, Paliyan, Semin, Purwosari, Girisubo, dan Kecamatan Ponjong," katanya.
Source : kompas
--
Source: http://www.newsterupdate.com/2011/08/atasi-kera-petani-studi-banding.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar