Jumat, 12 Agustus 2011

Survei: Budaya Kriminal Picu Kerusuhan

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Sekelompok besar orang berkumpul di jalan di mana tiga orang keturunan Asia meninggal di kota Birmingham, Rabu (10/8/2011), dalam lanjutan kerusuhan yang melanda sejumlah kota di Inggris. Ketiga orang itu tewas terlindas mobil saat mereka menjaga kawasan tempat tinggalnya. Kawasan itu berpenduduk warga campuran dari berbagai etnis minoritas. Banyak dari mereka telah menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga korban.

London (News Today) - Hanya delapan persen warga Inggris yang berpikir pemotongan anggaran belanja pemerintah telah memicu kerusuhan baru-baru ini. Kebanyakan warga menyalahkan kriminalitas dan budaya geng, demikian menurut sebuah jajak pendapat yang dirilis Kamis (11/8/2011).

Inggris mencoba untuk menentukan faktor-faktor di balik kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang berkobar di London Sabtu malam, lalu menyebar ke kota-kota lain. Namun warga Inggris menolak klaim yang menghubungkan kerusuhan yang disertai perampokan serta penjarahan itu telah didorong oleh program penghematan pemerintah.

Jajak pendapat itu, yang dilakukan oleh YouGov untuk The Sun edisi Kamis, mengatakan, 42 persen warga Inggris menyalahkan perilaku kriminal sebagai sebab kekacauan tersebut. Sebanyak 26 persen menunjuk pada peningkatan budaya geng. Satu dari 20 orang percaya bahwa pengangguran merupakan penyebab utama kerusuhan, yang dipicu oleh kematian seorang pria yang dituduh sebagai pimpinan geng di London dalam sebuah operasi polisi. Angka yang sama juga menyalahkan kerusuhan itu pada ketegangan rasial.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan suatu "serangan balik" telah dimulai Rabu saat ia memberi wewenang penggunaan meriam air untuk pertama kalinya di luar wilayah Irlandia Utara. Pemerintah koalisi yang dipimpin Partai Konservatif Cameron sedang mengawasi program-program pemotongan belanja publik demi menekan defisit.

Namun kebanyakan rakyat Inggris tidak menyalahkan pemerintah Cameron sebagai penyebab kerusuhan. Meski begitu, mereka mengecam respon Cameron dalam menangani krisis itu. Sebanyak 57 persen dari 2.534 orang yang disurvei pada Senin dan Selasa mengatakan, Cameron telah menangani krisi itu dengan buruk. Cameron dan walikota London, Boris Johnson, sama-sama pulang lebih awal dari liburan mereka demi menangani kerusuhan itu -setelah tiga hari kerusuhan berlangsung. Warga tidak senang dengan walikota London. Sebanyak 54 persen responden menilai dia sebagai orang yang payah.

Simpati publik justru banyak ditujukan bagi polisi yang tampak tidak berdaya dalam menghadapi ribuan pemuda yang mengamuk. Jajak pendapat itu mengungkapkan, mayoritas mereka mendukung penggunaan gas air mata, tasers, dan peluru plastik. Sepertiga responden bahkan mendukung penggunaan peluru sungguhan dalam menghadapi massa yang ganas seperti dalam kerusuhan tersebut.

Meskipun ada upaya-upaya polisi, hanya ada sedikit yang yakin bahwa para penjarah akan menghadapi pengadilan. Sebanyak 85 persen responden mengatakan, mereka percaya mayoritas para penjahat itu akan "lolos".

Dalam perkembangan lain kerusuhan di Inggris itu, yang memasuki hari kelima kemarin, tiga orang keturunan Asia tergilas dan tewas oleh sebuah mobil di Birmingham, Rabu, saat mereka membela komunitasnya dari para penjarah. Kondisi di kota London sendiri telah mereda setelah kehadiran polisi meningkat, dari 6.000 menjadi 16.000, tetapi kerusuhan itu justru menyebar ke kota-kota lain.

Source : kompas

noreply@blogger.com (News Today) 12 Aug, 2011


--
Source: http://www.newsterupdate.com/2011/08/survei-budaya-kriminal-picu-kerusuhan.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar