Jumat, 22 Juli 2011

BI: Operator Telco Bukan Ancaman Bank

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Ilustrasi: Pekerja menata uang kertas pecahan Rp 50.000 di pusat uang tunai Bank Mandiri, di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (29/4/2011).

Jakarta, Indonesia (News Today) - Keberadaan operator telekomunikasi dalam mengelola uang elektronik, tidak mengancam keberadaan bank. Ini karena besaran uang yang dikelolanya berbeda.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ari Wibowo, kepada Kompas.com via telepon, di Jakarta, Selasa (19/7/2011).

"Apakah itu merupakan kompetisi atau bukan. Itu menurut saya sih nggak kompetisi sebetulnya. Itu saling komplemen saja," ujar Ari.

Kenapa bukan ancaman bagi bank? "Telco kan kerjasama dengan beberapa merchant, kalau bank fokus kepada yang sifatnya mass, seperti transportasi, tol, parkir," sebutnya.

Sehingga, dengan produk baik telco dan bank, memberikan variasi kepada masyarakat.

Ia pun setuju jika telco dan bank bekerja sama. Menurutnya, jaringan telco cukup luas dengan cakupan sampai ke pelosok tanah air. "Bank bisa memanfaatkan infrastruktur telco untuk mendukung kegiatan bisnisnya," jelasnya.

BI pun akan mendorong sinergi keduanya. Namun, untuk mendukungnya, ia menyebutkan tidak butuh peraturan khusus. Aturan diantara keduanya dapat dibicarakan melalui asosiasi, seperti Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia.

Ia menegaskan bahwa rekening telco pada dasarnya ada di bank. "Telco kan bukan deposit banking company. Jadi semua rekening itu akan masuk ke bank. Cuma dia akan mengambil porsi sedikit untuk kegiatan transfer yang retail, yang micro payment. Itu aja," sebut dia.

Untuk pembayaran yang besar, konsumen atau nasabah harus lewat bank. "Nggak bisa lewat telco," tegasnya.

Ia menyebutkan, data per Mei 2010 , jumlah saldo uang elektronik sebesar 4 juta dengan volume transaksi 2 juta. Dan, nilai transaksi sebesar Rp 50 miliar, dengan rata-rata transaksi harian nilainya Rp 1,7 miliar. "Ini data untuk e-money offline (melalui bank) dan online (melalui telco), gabung," sebutnya.

Sedangkan, data per Mei 2011 , jumlah instrumennya sebesar 10 juta, dan volume transaksi sebesar 3 juta. "Nilai transaksinya Rp 67 miliar. Dan, rata-rata harian Rp 2 miliar," sebutnya.

Source : kompas

noreply@blogger.com (News Today) 23 Jul, 2011


--
Source: http://www.newsterupdate.com/2011/07/bi-operator-telco-bukan-ancaman-bank.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar